Minggu, 09 November 2014




KEWIRAUSAHAAN



A.        Pengertian

Kewirausahaan adalah kemampuan untuk berdiri sendiri, berdaulat, merdeka lahir dan bathin, sumber peningkatan kepribadian, suatu proses dimana orang mengejar peluang, merupakan sifat mental dan sifat jiwa yang selalu aktif dituntut untuk mampu mengelola, menguasai, mengetahui dan berpengalaman untuk memacu kreatifitas. Berasal dari bahasa Perancis : Perantara.

Seorang wirausahawan adalah orang-orang yang memiliki jiwa wirausaha dan mengaplikasikan hakekat kewirausahaan dalam hidupnya. Orang-orang yang memiliki kreativitas dan inovasi yang tinggi dalam hidupnya. Secara epistimologis, sebenarnya kewirausahaan hakikatnya adalah suatu kemampuan dalam berpikir kreatif dan berperilaku inovatif yang dijadikan dasar, sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat dan kiat dalam menghadapi tantangan hidup.

 

B.        Karakteristik

Karakteristik Wirausahawan Menurut McClelland :

1. Keinginan untuk berprestasi

2. Keinginan untuk bertanggung jawab

3. Preferensi kepada resiko-resiko menengah

4. Persepsi kepada kemungkinan berhasil

5. Kepemimpinan terorientasi kepada tujuan

6. Obyektivitas

7. Tanggung jawab pribadi

8. Kemampuan beradaptasi

9. Kemampuan sebagai pengorganisasi dan administrator

10. Rangsangan oleh umpan balik

11. Aktivitas energik

12. Orientasi ke masa depan

13. Keterampilan dalam pengorganisasian

14. Sikap terhadap uang

 

Inovasi adalah kunci penting seorang wirausahawan

Tiga jenis perilaku :

1.     Memulai inisiatif

2.     Mengorganisasi dan mereorganisasi mekanisme sosial/ekonomi untuk merubah sumber daya dan situasi dengan cara praktis

3.     Diterimanya resiko dan kegagalan

 

C.    Kebutuhan Dasar Kewirausahaan

Kebutuhan dasarnya yaitu :

1.   Kebutuhan untuk berprestasi (nAch)

n-ACH adalah motivasi untuk berprestasi, karena itu karyawan akan berusaha mencapai prestasi tertingginya, pencapaian tujuan tersebut bersifat realistis tetapi menantang, dan kemajuan dalam pekerjaan. Karyawan perlu mendapat umpan balik dari lingkungannya sebagai bentuk pengakuan terhadap prestasinya tersebut.

2.   Kebutuhan untuk berafiliasi (n Afil)

Kebutuhan untuk Berafiliasi atau Bersahabat (n-AFI) Kebutuhan akan Afiliasi adalah hasrat untuk berhubungan antar pribadi yang ramah dan akrab. Individu merefleksikan keinginan untuk mempunyai hubungan yang erat, kooperatif dan penuh sikap persahabatan dengan pihak lain. Individu yang mempunyai kebutuhan afiliasi yang tinggi umumnya berhasil dalam pekerjaan yang memerlukan interaksi sosial yang tinggi. Mc Clelland mengatakan bahwa kebanyakan orang memiliki kombinasi karakteristik tersebut, akibatnya akan mempengaruhi perilaku karyawan dalam bekerja atau mengelola organisasi.

3.   Kebutuhan untuk berkuasa (n Pow)

Kebutuhan akan Kekuasaan (n-POW) Kebutuhan akan kekuasaan adalah kebutuhan untuk membuat orang lain berperilaku dalam suatu cara dimana orang-orang itu tanpa dipaksa tidak akan berperilaku demikian atau suatu bentuk ekspresi dari individu untuk mengendalikan dan mempengaruhi orang lain.

 

D.        Sumber gagasan

dalam identifikasi peluang usaha baru biasanya sumber-sumber gagasan peluang usaha baru bisa muncul ketika:

1. Kebutuhan akan sumber penemuan

2. Hobi atau kesenangan pribadi

3. Mengamati kecenderungan-kecenderungan

4. Mengamati kekurangan-kekurangan produk dan jasa yang ada

5. Mengapa tidak terdapat ?

6. Kegunaan lain dari barang-barang biasa

7. Pemanfaat produk dari perusahaan lain

 

E.        Unsur Dasar Analisa Pulang Pokok

Analisa pulang pokok umumnya terdiri dari refleksi, pembahasan,pertimbangan dan pembuatan keputusan relatif terhadap tujuh unsurpokok:

1. Biaya Tetap : pengeluaran yang dikeluarkan tanpa meiihat jumlah produk yang dihasilkan

2. Biaya variabel : pengeluaran yang berfluktuasi dengan jumlah produk yang dihasilkan

3. Biaya Total: jumlah total biaya tetap dari biaya variabel yang berkaitan dengan produksi

4. Pendapatan Total : semua nilai rupiah penjualan yang terakumulasi  dari penjualan produk

5. Keuntungan : jumlah pendapatan total yang melebihi biaya total dariiproduksi barang yang dijual

6.  Kerugian : jumlah biaya total produksi barang yang melebihi pendapatan total yang diperoleh dari penjualan barang tersebut

7.Titik Pulang Pokok : pendapatan total sama dengan biaya totalnya,artinya perusahaan hanya memperoleh pendapatan yang hanya cukupuntuk menutupi biaya-biayanya. Perusahaan tidak untung tidak rugi.

 

F.         Bentuk bentuk kepemilikan usaha

1.   BUMN (Badan Usaha Milik Negara), yaitu badan usaha yang permodalannya seluruhnya atau sebagian dimiliki oleh Pemerintah yang bertujan untuk melayani masyarakat dan mencari keuntungan

Keuntungannya adalah usaha tersebut dimiliki sepenuhnya oleh pemerintah negara sehingga sangat kecil resiko usaha tersebut mengalami kebangkrutan.

Kerugiannya adalah usaha tersebut tidak akan mendapatkan keuntungan yang besar karena tujuan usaha tersebut melayani dan mementingkan masyarakat

2.   BUMS (Badan Usaha Milik Swasta), yaitu badan usaha yang permodalannya seluruhnya atau sebagian dimiliki oleh Pemerintah yang tujuannya untuk mencari keuntungan yang sebesar besarnya.

Keuntungannya adalah usaha tersebut dikenadalikan penuh oleh pemiliknya, sehingga bisa lebih fokus untuk mencari keuntungan yang maksimal.

Kerugiannya adalah usaha tersebut bisa saja bangkrut jika pemiliknya tidak dapat bersaing dalam usahanya tersebut.

3.   BUMD (Badan Usaha Milik Daerah), yaitu badan usaha yang didirikan oleh pemerintah daerah yang modalnya sebagian besar / seluruhnya adalah milik pemerintah daerah

Keuntungannya yaitu usaha tersebut sepenuhnya dimiliki oleh pemerintah daerah dan peluang bangkrutnya sangat kecil karna dikuasai sepenuhnya oleh pemerintah negara

Kerugiannya yaitu usaha tersebut lebih mementingkan kepentingan penduduk daerah sehingga tidak dapat meraih keuntungan yang besar.

 

G.        Seleksi Sumber Daya Manusia

Langkah langkah dan tahap tahap seleksi sumber daya manusia yaitu

1.   Penyaringan pendahuluan (Preliminary Screening) dari rekaman, berkas data, dll.

2.    Wawancara pendahuluan

3.    Tes Kecerdasan (Intelligence)

4.    Tes bakat (Aptitude)

5.    Tes kepribadian (Personality)

6.    Rujukan Prestasi (Performance Refenrences)

7.    Wawancara dianostik

8.    Pemeriksaan kesehatan

9.    Penilaian Pribadi

 

Atau selengkapnya:

1.         PEREKRUTAN (Recruitment)

Penarikan tenaga kerja adalah suatu proses penyaringan awal dari calon SDM yang tersedia untuk mengisi suatu posisi.

2.    SELEKSI

Seleksi adalah pemilihan individu untuk dipilih lagi secara spesifik dari semua individu yang telah direkrut.

Terdapat dua tahap yang harus di lalui untuk lulus seleksi yaitu, ujian (testing) dan pusat penilaian (assessment centers). Tujuan dari testing adalah untuk meningkatkan keberhasilan pemilihan sumber daya manusia yang sesuai bagi organisasi kewirausahaan.

 

3.    PELATIHAN (Training)

Pelatihan adalah proses pengembangan kualitas SDM yang pada akhirnya akan membuat sumber daya tersebut menjadi lebih produktif dan, karenanya bisa menyumbang bagi pencapaian tujuan organisasional. Oleh karena itu, tujuan dari pelatihan adalah untuk meningkatkan produktivitas dari individu-individu dalam tugas mereka dengan mempengaruhi perilaku mereka.

 

4.    PENILAIAN HASIL KERJA

Penilaian hasil kerja adalah proses menelaah aktivitas produktif individu-individu di masa lalu untuk mengevaluasi sumbangan yang mereka buat dalam mencapai tujuan sistem manajemen. Seperti halnya dengan pelatihan, penilaian hasil kerja adalah aktivitas yang bersifat continue dan dipusatkan pada SDM yang relative baru maupun yang sudah mapan dalam organisasi kewirausahaan.

 



Sabtu, 12 Juli 2014

TUGAS SOFTSKILL
DAMPAK INDUSTRI TAHU TERHADAP LINGKUNGAN
(PABRIK TAHU)

Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEilypijl46TysU9gLjrX5hFjSm3h_hh91nXJ__RaIQR0AVkaA65x7IfSsFiHaexr9W9R_Bl5WS1awgQP1JxFG4p3vD8MRr8ubkybLn_ric0E2UlbhlB_M4GS3x-8NiV1hZYZbP6M8jrQcI/s1600/logo_gunadarma.jpg

DisusunOleh:
Nama Anggota (NPM)           : 1. Ayu Agriyani                    (31411316)
                                                  2. Fajri Isro                            (32411658)
                                                  3. Lailatul Hudairiah             (34411058)
                                                  4. Maimunah                         (34411256)
                                                  5. Miftahul Jannah                (34411478)
                                                  6. Suci Kadarwati                 (36411913)
              Kelas                                       : 3 ID06
              Hari / Tanggal                         : Senin / 9 Juni 2014
Kelompok                                             : 1 (Satu)
                          Dosen                                      : Irwan Santoso


                  LABORATORIUM TEKNIK INDUSTRI LANJUT
JURUSAN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS GUNADARMA
BEKASI
2014

BAB I
PENDAHULUAN


Kegiatan industri selain membawa dampak positif juga membawa dampak negatif berupa pencemaran udara, air dan tanah yang merupakan hasil limbah proses produksi.
Pengendalian pencemaran tanah, air, dan udara merupakan satu bagian dari proses pengelolaan kualitas lingkungan. Salah satu pengolahan udara adalah dengan penerapan teknologi pengendalian pencemaran udara berupa alat pengendali pencemaran udara, hal ini merupakan upaya untuk mengurangi emisi agar sesuai dengan baku mutu yang telah ditetapkan. Salah satu cara meminimalisisr pencemaran air dan tanah adalah dengan penerapan teknologi penyaringan air limbah, hal ini merupakan upaya untuk memisahkan limbah yang seharusnya tidak dibuang di lingkungan masyarakat.
Meningkatnya produksi yang terjadi pada industri tahu tambun membuat pencemaran yang dihasilkan bertambah, emisi yang dihasilkan adalah sampingan dari proses pembuatan tahu. Terciumnya bau hasil proses pembuatan tahu menunjukkan sistem pengolahan limbah yang kurang sempurna. Oleh karena itu diperlukan evaluasi terhadap  pabrik tahu yang digunakan sehingga dapat dilakukan perbaikan terhadap pengolahan limbah industri tahu agar aman bagi lingkungan.
BAB II
PEMBAHASAN



2.1       Deskripsi Perusahaan
Pabrik tahu yang beralamatkan di jalan Vinus IV RT. 005/007 Margahayu, Bekasi Timur.  didirikan oleh Bapak Haris, pada tahun 1991, beliau sebagai pemilik modal sekaligus Pimpinan pabrik tahu tersebut. Tujuan utama didirikan usaha ini adalah untuk penghasilan keluarga selain dipandang mempunyai prospek ke depan yang baik, karena hasil industri ini juga dapat diterima di semua lapisan masyarakat. Perusahaan yang bergerak dalam bidang usaha makanan yang memproduksi berbagai jenis tahu antara lain, tahu putih, tahu kuning dan tahu pong. Hal ini dilakukan sesuai dengan permintaan dan kebutuhan konsumen. Dengan dibantu beberapa karyawan, saat ini pabrik tahu tersebut tetap bertahan dan berkembang untuk memajukan usahanya. Hal ini terbukti dengan banyaknya konsumen untuk memilih dan membeli tahu yang diproduksi industri ini.

2.2       Pengolahan Tahu
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhjK6YnJd0wg_olibSE1t77mLw_jMrO8yAo1VZuWFa-eoRPuRHxqE8_43vRQUq0fRJYMHIB5NGj-MeNoCZXmAzLzg2tNNG59ZtBrV7ncKoI9oHxQaiAVzsbJ9twrwj7iMyR_X6y4Xh7YYc/s1600/alel.jpg
Gambar 2.1 Flowchart Proses Pembuatan Tahu
Pencucian dan perendaman kedelai adalah proses mencuci kedelai sampai bersih, dan merendam kedelai selama kurang lebih 3 - 4 jam, atau sampai kedelai mengembang. Proses penggilingan kedelai adalah proses menggiling kedelai yang sudah mengembang hingga menjadi bubur dan siap untuk di rebus. Proses pemasakan bubur kedelai adalah proses memasak (merebus) bubur kedelai yang telah digiling sampai halus yang dicampur dengan air yang mendidih dengan cara diaduk-aduk terus sampai warna bubur kedelai berubah menjadi kuning agak pucat. Proses ini memerlukan waktu kurang lebih satu jam. Proses penyaringan sari tahu adalah proses menyaring bubur kedelai yang sudah berwarna kuning agak pucat untuk dipisahkan dari ampasnya. Bubur kedelai yang sudah dipisah dari ampasnya kemudian ditambah cuka (larutan biang) dan di aduk hingga terbentuk endapan atau menggumpal, dan diamkan selama 15 menit, kemudian disaring.
Tahap pencetakan tahu adalah proses memisahkan air sisa penggumpalan dalam sari kedelai yang sudah mengental, kemudian dicetak dan ditempatkan pada cetakan yang terbuat dari papan dengan ukuran 40 x 70 cm. Pada cetakan dialasi kain kasa dimasukkan sari kedelai, hal ini bertujuan agar tahu rapi dan tidak tercecer. Kemudian papan pengepres diletakkan menutupi cetakan dengan batu pemberat selama 5 - 10 menit. Proses pemotongan tahu adalah proses  mengangkat sari tahu dari cetakan bila sari tahu sudah terbentuk padat, kemudian balik sari tahu dari papan cetakan ke ancak yang terbuat dari bambu, ambil kain kasanya dan potong-potong sesuai dengan ukuran yang diinginkan. Untuk tahu putih tidak perlu direbus lagi, sedangkan untuk tahu kuning direbus lagi dengan perasan air kunyit dan garam agar warna kuning.

2.3       Dampak Positif dan Negatif
Dalam kurun waktu beberapa tahun ini masyarakat di Margahayu  khususnya di daerah sekitar industri tahu banyak memberikan respon terhadap aktivitas produksi tahu tersebut, baik respon positif maupun respon negative.
Dampak positif limbah yang dihasilkan pabrik tahu berupa kulit kedelai, ampas dan air tahu masih dapat dimanfaatkan menjadi produk-produk yang bermanfaat. Pemanfaatan limbah cair tahu menjadi nata de soya dan abon merupakan salah satu bentuk diversifikasi makanan berbahan baku ampas tahu. Selain itu, limbah cair tapioka juga dapat diolah menjadi nata de cassava dan limbah air kelapa dapat diolah menjadi nata de coco. Limbah berupa sayur-sayuran dan sisa bahan yang tidak termasak, bisa diolah menjadi pelet. Beberapa di antaranya bisa diolah menjadi kompos dengan proses fermentasi dan pencampuran pupuk organik.
Dampak negatif limbah usaha kecil pangan dapat menimbulkan masalah dalam penanganannya karena mengandung sejumlah besar karbohidrat, protein, lemak, garam-garam, mineral, dan sisa-sisa bahan kimia yang digunakan dalam pengolahan dan pembersihan. Air buangan (efluen) atau limbah buangan dari pengolahan pangan dengan Biological Oxygen Demand ( BOD) tinggi dan mengandung polutan seperti tanah, larutan alkohol, panas dan insektisida. Apabila efluen dibuang langsung ke suatu perairan akibatnya menganggu seluruh keseimbangan ekologik dan bahkan dapat menyebabkan kematian ikan dan biota perairan lainnya.

2.4       Kecelakaan Kerja
Adapun potensi bahaya dan akibat yang dapat dihasilkan yaitu :
1. a.  Bagian kerja              : Bahan (kedelei) yang telah dipilih
    b.  Potensi bahaya          : sikap kerja, cara kerja.
    c Akibat yang timbul : cepat lelah, nyeri punggung, keseleo pada tangan, gangguan aktivitas dan  konsentrasi.
2. a. Bagian kerja                :Dilakukan pembersihan
    b. Potensi bahaya           : cara kerja, sikap kerja.
    c. Akibat yang timbul    :  nyeri punggung, dan cepat lelah, pegal-pegal.
3  a. Bagian kerja               : Penggilingan
    b. Potensi bahaya           : bau, sikap kerja, cara kerja, dan debu.
    c. Akibat yang timbul    : pegal-pegal, nyeri punggung, dan cepat lelah,   bising

4.  a. Bagian kerja                : Bahan dimasak (di rebus). 
     b. Potensi bahaya           : cara kerja, sikap kerja, dan bau
     c. Akibat yang timbul    : cepat lelah, pegal-pegal, nyeri punggung
5.  a. Bagian kerja               : Dilakukan penyaringan
     b. Potensi bahaya           : sikap kerja, cara kerja,
     c. Akibat yang timbul    : cepat lelah, nyeri pungggung.
7.   a. Bagian kerja               : Dicetak
      b. Potensi bahaya           : cara kerja, sikap kerja
      c. Akibat yang timbul    : konsentrasi, cepat lelah, nyeri punggung
8.   a. Bagian kerja                : Di dinginkan
      b. Potensi bahaya            : sikap kerja, cara kerja
      c. Akibat yang timbul     : cepat lelah, nyeri punggung
9.  a. Bagian kerja      : Menjadi bahan baku (siap dijadikan bahan makanan)
      b. Potensi bahaya            : cara kerja, cepat lelah
      c. Akibat yang timbul     : nyeri punggung

2.6       Penanggulangan
Sebagian besar industri tahu membuang  limbahnya ke perairan macam polutan yang  di hasilkan mungkin berupa polutan organic (berbau busuk), polutan anorganik (berbau dan berwarna). Pemerintah menetapkan  tata aturan untuk mengendalikan pencemaran air untuk limbah industri, karena limbah dari industri tahu mengandung polutan organik dan  anorganik, maka air limbah tersebut tidak bisa langsung di buang ke sungai, tetapi harus diolah terlebih dahulu sebelum di buang ke sungai agar tidak terjadi pencemaran.
Untuk mengatasi pencemaran air dapat dilakukan usaha preventif, misalnya dengan tidak membuang limbah industri ke sungai. Kebiasaan membuang limbah ke sungai dan disembarang tempat hendaknya diberantas dengan memberlakukan peraturan – peraturan yang diterapkan di lingkungan masing – masing secara konsekuen. Limbah industri hendaknya dibuang pada wadah yang telah di sediakan. Masyarakat di sekitar sungai perlu memperhatikan kebersihan lingkungan dan perlu memahami mengenai pemanfaatan sungai,  agar sungai tidak lagi dipergunakan sebagai tempat pembuangan limbah. Peraturan  pembuangan limbah industri hendaknya dipantau pelaksanaannya dan pelanggarnya dijatuhi hukuman.
Limbah Industri hendaknya diproses dahulu dengan teknik pengolahan limbah, dan setelah memenuhi syarat baku mutu air buangan baru bisa di alirkan ke sungai. Dengan demikian akan tercipta sungai yang bersih dan memiliki fungsi ekologis.




BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN


3.1       Kesimpulan
Dalam kurun waktu beberapa tahun ini masyarakat di Margahayu  khususnya di daerah sekitar industri tahu banyak memberikan respon terhadap aktivitas produksi tahu tersebut, baik respon positif maupun respon negative.
Dampak positif limbah yang dihasilkan pabrik tahu berupa kulit kedelai, ampas dan air tahu masih dapat dimanfaatkan menjadi produk-produk yang bermanfaat. Pemanfaatan limbah cair tahu menjadi nata de soya dan abon merupakan salah satu bentuk diversifikasi makanan berbahan baku ampas tahu. Selain itu, limbah cair tapioka juga dapat diolah menjadi nata de cassava dan limbah air kelapa dapat diolah menjadi nata de coco. Limbah berupa sayur-sayuran dan sisa bahan yang tidak termasak, bisa diolah menjadi pelet. Beberapa di antaranya bisa diolah menjadi kompos dengan proses fermentasi dan pencampuran pupuk organik.
Dampak negatif limbah usaha kecil pangan dapat menimbulkan masalah dalam penanganannya karena mengandung sejumlah besar karbohidrat, protein, lemak, garam-garam, mineral, dan sisa-sisa bahan kimia yang digunakan dalam pengolahan dan pembersihan. Air buangan (efluen) atau limbah buangan dari pengolahan pangan dengan Biological Oxygen Demand ( BOD) tinggi dan mengandung polutan seperti tanah, larutan alkohol, panas dan insektisida. Apabila efluen dibuang langsung ke suatu perairan akibatnya menganggu seluruh keseimbangan ekologik dan bahkan dapat menyebabkan kematian ikan dan biota perairan lainnya.

3.2       Saran
            Sebagian besar industri tahu membuang  limbahnya ke perairan macam polutan yang  di hasilkan mungkin berupa polutan organic (berbau busuk), polutan anorganik (berbau dan berwarna). Pemerintah menetapkan  tata aturan untuk mengendalikan pencemaran air untuk limbah industri, karena limbah dari industri tahu mengandung polutan organik dan  anorganik, maka air limbah tersebut tidak bisa langsung di buang ke sungai, tetapi harus diolah terlebih dahulu sebelum di buang ke sungai agar tidak terjadi pencemaran.
Untuk mengatasi pencemaran air dapat dilakukan usaha preventif, misalnya dengan tidak membuang limbah industri ke sungai. Kebiasaan membuang limbah ke sungai dan disembarang tempat hendaknya diberantas dengan memberlakukan peraturan – peraturan yang diterapkan di lingkungan masing – masing secara konsekuen. Limbah industri hendaknya dibuang pada wadah yang telah di sediakan. Masyarakat di sekitar sungai perlu memperhatikan kebersihan lingkungan dan perlu memahami mengenai pemanfaatan sungai,  agar sungai tidak lagi dipergunakan sebagai tempat pembuangan limbah. Peraturan  pembuangan limbah industri hendaknya dipantau pelaksanaannya dan pelanggarnya dijatuhi hukuman.
Limbah Industri hendaknya diproses dahulu dengan teknik pengolahan limbah, dan setelah memenuhi syarat baku mutu air buangan baru bisa di alirkan ke sungai. Dengan demikian akan tercipta sungai yang bersih dan memiliki fungsi ekologis.


REFERENSI


Erwin Muhamad, Hukum Lingkungan Dalam Sistem Kebijaksanaan Pembangunan Lingkungan Hidup, Bandung : PT Refika Aditama, 2008.
http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/administratum/article/download/3200/2742http://fexel.blogspot.com/2012/12/pencemaran-dan-penyakit-penyakit-yang.html
http://library.gunadarma.ac.id/epaper/viewer/106355/10202909#page/1/mode/